MotoGP dan Presidensi G20 Jadi Titik Balik Pemulihan Pariwisata
Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan. Foto : Mentari/mr
Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menilai dua perhelatan besar pada tahun 2022, MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Presidensi G20 di Bali jadi titik balik pemulihan sektor pariwisata nasional. Event internasional itu diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional lewat kunjungan wisatawan asing.
Dalam siaran persnya kepada Parlementaria, Rabu (23/3/2022) ia melihat berbagai sektor usaha domistik ikut menggeliat kembali, seperti penginapan, penerbangan, rumah makan, dan kerajinan UMKM. Indonesia memang sedang memanfaatkan betul dua momen besar itu untuk kepentingan ekonomi nasional. Sektor pariwisata sangat diuntungkan dengan dua perhelatan besar tersebut, setelah terpuruk selama pandemi Covid-19.
“Negara sudah menyubsidi penyelenggaran MotoGP sebesar Rp2,73 triliun. Sesuai prinsip ekonomi, harus ada pengembalian dalam bentuk pendapatan dan mampu menciptakan multiplier effect, terutama menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk rakyat melalui penguatan ekonomi lokal,” seru Hergun, sapaan akrab Heri Gunawan. Ia merinci, anggaran sebesar itu diberikan kepada PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) senilai Rp1,3 triliun.
Lalu, kementerian/lembaga yang terlibat dalam perhelatan MotoGP sebesar Rp1,18 triliun. Dan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Jasa Kena Pajak Rp240,73 miliar dan insentif Bea Masuk serta pajak Impor Rp10,41 miliar. Dari gelaran tersebut, PT ITDC memproyeksikan pendapatan mencapai Rp500 miliar. Sementara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan multiplier effect MotoGP 2022 yang akan menciptakan 35.000-50.000 lapangan kerja baru.
“Sejak pandemi Covid-19 2020, kunjungan wisatawan asing turun drastis. Pada 2019 mencapai 16,1 juta orang, tetapi pada 2020 turun menjadi 4 juta orang dan pada 2021 anjlok menjadi 1,6 juta orang karena imbas pandemi Covid-19,” ungkap Hergun lebih jauh. Mengutip catatan Badan Pusat Statistik (BPS), ia menyebut, sepanjang tahun 2021 kunjungan turis asing turun -61,57 persen dibanding tahun 2020.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 64,5 persen atau 1 juta kunjungan menggunakan transportasi darat. Lalu sebanyak 26,7 persen atau 415.500 kunjungan menggunakan transportasi laut. Dan sebanyak 8,8 persen atau 137.200 kunjungan menggunakan moda transportasi udara. “Kunjungan wisatawan asing pada 2021 didominasi warga negara tetangga seperti Timor Leste, Papua Nugini, dan Malaysia. Tentu hal ini belum mampu memberikan dampak optimal terhadap perekonomian,” papar Wakil Ketua F-Gerindra DPR ini. (mh/sf)